Selasa, 13 Agustus 2013

Bukit Moko!

27 Juli 2013

“Ke Bandung!” itulah yang terucap saat Aku, Mifta, Bang Ilham, Aryo, Bang Dendy, Ainul, dan Alvian a.k.a Nyonyo (teman dari Solo) sedang ngopi-ngopi dan makan di Salihara. Sesaat sebelumnya kami menghadiri undangan buka puasa bersama dari Komunitas Love Backpacker di Panti Asuhan Mizan Amanah daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Waktu telah menunjukkan pukul 22:00wib, kami bergegas pergi meninggalkan Salihara yang memang sudah mau tutup. Bang Dendy dan Ainul masih kurang percaya kalau kami akan pergi ke Bandung, hingga beberapa kali bertanya “Kita beneran ke Bandung?” setelah diyakinkan, akhirnya Bang Dendy dan Ainul pun setuju untuk ikut. YEAAYY!!!

Foto Bersama Komunitas Love Backpacker di Panti Asuhan Mizan Amanah

Ngopi, Makan, Ngobrol di Salihara

Mobil yang dikemudikan Aryo melaju disepanjang tol Cikampek dengan diiringi lantunan lagu-lagu yang agak melow, sesuai suasana hati rupanya. Masih belum tau tujuan kami ke Bandung akan kemana. Yang jelas, kami akan menjemput Renly yang sedang ditugaskan disana. “Punclut yuk Punclut” ucapku, namun tiba-tiba Aryo mengeluarkan idenya “Bukit Moko aja!” kedengarannya lebih menarik, kami semua pun menyetujuinya. Bernyanyi, tertawa, ngobrol dan segala macamnya dilakukan untuk menghindari ngantuk. Karena beberapa dari kami belum makan, kamipun memutuskan untuk makan di rest area KM 57 tol Jakarta-Cikampek.

Foto-fotonya ga ketinggalan

28 Juli 2013
Pukul 00:00wib kami melanjutkan perjalanan ke Bandung, suasana didalam mobil sudah mulai kondusif, itu dikarenakan kami mulai mengantuk. Aryo tetap dengan kemudinya ditemani Bang Dendy dengan lagu-lagu melownya. Aku menghubungi Renly untuk menanyakan kami harus menjemput dimana, ternyata Renly memberi kabar untuk dijemput di Pintu Tol Buah Batu. Mobil terus melaju dan aku sedikit terlelap lumayan lama. Tiba-tiba terdengar perbincangan Aryo dan Bang Dendy karena salah keluar tol, ternyata kami keluar tol Padalarang. Setelah bayar tol, akhirnya kami putar balik masuk tol lagi. Huft!

Setengah jam dari tol Padalarang akhirnya kami tiba di Pintu Tol Buah Batu, kami sengaja menunggu Renly di pinggir gerbang tol agar mudah dicarinya. Tak berapa lama, akhirnya Renly datang dengan Quantum Blue-nya ukuran 70+10 liter. Ini orang habis kerja atau naik gunung ya, gayanya anak gunung banget! Sekitar 15 menit istirahat dan berfoto, kami melanjutkan perjalanan menuju Bukit Moko.

Kiri-Kanan: Bang Dendy, Bang Ilham, Mifta, Aryo, Aku, Renly, Nyonyo

Pintu Tol Buah Batu

Kami menuju Terminal Cicaheum, karena menurut Aryo jalan menuju Bukit Moko ada disekitar Terminal Cicaheum. Sesekali kami berhenti untuk bertanya-tanya kepada penduduk sekitar untuk memastikan jalan yang kami tuju memang benar. Kemudi diambil alih oleh Bang Dendy, kami mulai memasuki jalan yang lebarnya hanya cukup untuk satu mobil dimana kanan kirinya rumah penduduk. Jalanan sangat sepi, karena memang waktu sudah menunjukkan pukul 02:00wib. Belum sampai di Bukit Moko kami sudah disuguhkan pemandangan lampu kota yang indah, membuat kami sangat terkesima. Diakhir jalur menuju Bukit Moko ada tanjakan yang lumayan curam dan berbatu, dengan beban 8 orang + 1 carrier kami pun khawatir mobil tidak kuat melalui tanjakan tersebut. Ternyata pengalaman yang dimiliki Bang Dendy mengendarai metro mini selama 5 tahun (bercanda loh ya) bisa diandalkan, kami bisa melewati tanjakan tersebut dengan selamat. Alhamdulillah.

Pukul 02:30wib kami tiba di Bukit Moko, disana ada warung yang bernama “Warung Daweung” menurut bahasa sunda, daweung itu bermakna melamun. Bisa jadi karena Bukit Moko ini memang sangat cocok untuk melamun dengan pemandangan lampu kota yang berhamparan. Bukit Moko berada diketinggian 1500 mdpl yang merupakan tempat tertinggi di Kota Bandung, dari bukit ini kami dapat melihat pemandangan lampu Kota Bandung sepanjang 180o.

Berlatarkan pemandangan lampu Kota Bandung

Bersama Renly, Ainul, dan Mifta


Puas berfoto dan bercanda tawa, tak terasa hampir pukul 04:00 kami pun memesan makan untuk sahur. Yang kami pesan tak lain yaitu mie rebus lengkap dengan telornya. Tak mau melewatkan pemandangan hamparan lampu kota yang indah, Aku dan Mifta pun memutuskan makan diluar sedangkan yang lain makan didalam warung.

Setelah makan, Aku dan Mifta bergabung bersama teman-teman yang lain didalam warung, kami berbincang sambil menikmati teh hangat disisa waktu sebelum adzan subuh. Adzan subuh berkumandang, beberapa dari kami melaksanakan shalat subuh. Tak langsung bergegas pulang ke Jakarta, tapi beberapa dari kami pun memutuskan untuk tidur.

Pukul 06:00wib matahari mulai menerangi Kota Bandung, lampu kota pun terlihat banyak yang sudah padam. Kami tak mau melewatkan pemandangan pagi hari Kota Bandung dari ketinggian, kami memutuskan untuk keluar warung untuk berfoto kemudian duduk berbincang sambil memandangi pemandangan kota.

Pemandangan pagi hari Kota Bandung dari Bukit Moko



Waktu telah menunjukkan pukul 07:00wib kami segera berkemas untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta, karena Alvian harus pulang ke Solo dengan jadwal kereta pukul 12:30wib. Kami tak pantang menyerah meminta Alvian untuk tinggal sehari lagi di Jakarta agar kita bisa sedikit lebih lama main di Bandung. Tapi kenyataannya gagal, walaupun sebenarnya Alvian sudah tertahan sehari lebih lama di Jakarta dari jadwal pulang yang seharusnya hari Sabtu (maaf ya Nyo, kita tahan sehari pulangnya hahaha).

Mobil yang dikemudikan Renly lumayan kencang ditengah sepinya tol Cipularang, mungkin karena hari juga masih sangat pagi. Sedangkan kawan yang lain asik dengan mimpinya masing-masing. Pukul 09:00wib kami tiba di Jakarta, mengakhiri trip dadakan ini dengan kembali kerumah masing-masing.

Bye Bandung, Bye Nyonyo..  Jangan kapok ya main sama kita! :) 













Tidak ada komentar:

Posting Komentar