27 Juli 2013
“Ke Bandung!” itulah yang terucap saat Aku, Mifta, Bang Ilham, Aryo, Bang Dendy, Ainul, dan Alvian a.k.a Nyonyo (teman dari Solo) sedang ngopi-ngopi dan makan di Salihara. Sesaat sebelumnya kami menghadiri undangan buka puasa bersama dari Komunitas Love Backpacker di Panti Asuhan Mizan Amanah daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Waktu telah menunjukkan pukul 22:00wib, kami bergegas pergi meninggalkan Salihara yang memang sudah mau tutup. Bang Dendy dan Ainul masih kurang percaya kalau kami akan pergi ke Bandung, hingga beberapa kali bertanya “Kita beneran ke Bandung?” setelah diyakinkan, akhirnya Bang Dendy dan Ainul pun setuju untuk ikut. YEAAYY!!!
Foto
Bersama Komunitas Love Backpacker di Panti Asuhan Mizan Amanah
Ngopi,
Makan, Ngobrol di Salihara
Mobil
yang dikemudikan Aryo melaju disepanjang tol Cikampek dengan diiringi lantunan
lagu-lagu yang agak melow, sesuai suasana hati rupanya. Masih belum tau tujuan
kami ke Bandung akan kemana. Yang jelas, kami akan menjemput Renly yang sedang
ditugaskan disana. “Punclut yuk Punclut” ucapku, namun tiba-tiba Aryo
mengeluarkan idenya “Bukit Moko aja!” kedengarannya lebih menarik, kami semua
pun menyetujuinya. Bernyanyi, tertawa, ngobrol dan segala macamnya dilakukan
untuk menghindari ngantuk. Karena beberapa dari kami belum makan, kamipun
memutuskan untuk makan di rest area KM 57 tol Jakarta-Cikampek.
Foto-fotonya ga ketinggalan
28
Juli 2013
Pukul
00:00wib kami melanjutkan perjalanan ke Bandung, suasana didalam mobil sudah
mulai kondusif, itu dikarenakan kami mulai mengantuk. Aryo tetap dengan
kemudinya ditemani Bang Dendy dengan lagu-lagu melownya. Aku menghubungi Renly
untuk menanyakan kami harus menjemput dimana, ternyata Renly memberi kabar
untuk dijemput di Pintu Tol Buah Batu. Mobil terus melaju dan aku sedikit
terlelap lumayan lama. Tiba-tiba terdengar perbincangan Aryo dan Bang Dendy
karena salah keluar tol, ternyata kami keluar tol Padalarang. Setelah bayar
tol, akhirnya kami putar balik masuk tol lagi. Huft!
Setengah
jam dari tol Padalarang akhirnya kami tiba di Pintu Tol Buah Batu, kami sengaja
menunggu Renly di pinggir gerbang tol agar mudah dicarinya. Tak berapa lama,
akhirnya Renly datang dengan Quantum Blue-nya ukuran 70+10 liter. Ini orang
habis kerja atau naik gunung ya, gayanya anak gunung banget! Sekitar 15 menit
istirahat dan berfoto, kami melanjutkan perjalanan menuju Bukit Moko.
Kiri-Kanan: Bang Dendy, Bang Ilham, Mifta, Aryo, Aku, Renly, Nyonyo
Pintu Tol Buah Batu
Kami
menuju Terminal Cicaheum, karena menurut Aryo jalan menuju Bukit Moko ada
disekitar Terminal Cicaheum. Sesekali kami berhenti untuk bertanya-tanya kepada
penduduk sekitar untuk memastikan jalan yang kami tuju memang benar. Kemudi
diambil alih oleh Bang Dendy, kami mulai memasuki jalan yang lebarnya hanya
cukup untuk satu mobil dimana kanan kirinya rumah penduduk. Jalanan sangat
sepi, karena memang waktu sudah menunjukkan pukul 02:00wib. Belum sampai di
Bukit Moko kami sudah disuguhkan pemandangan lampu kota yang indah, membuat
kami sangat terkesima. Diakhir jalur menuju Bukit Moko ada tanjakan yang
lumayan curam dan berbatu, dengan beban 8 orang + 1 carrier kami pun khawatir
mobil tidak kuat melalui tanjakan tersebut. Ternyata pengalaman yang dimiliki
Bang Dendy mengendarai metro mini selama 5 tahun (bercanda loh ya) bisa
diandalkan, kami bisa melewati tanjakan tersebut dengan selamat. Alhamdulillah.
Pukul
02:30wib kami tiba di Bukit Moko, disana ada warung yang bernama “Warung
Daweung” menurut bahasa sunda, daweung itu bermakna melamun. Bisa jadi karena Bukit
Moko ini memang sangat cocok untuk melamun dengan pemandangan lampu kota yang
berhamparan. Bukit Moko berada diketinggian 1500 mdpl yang merupakan tempat
tertinggi di Kota Bandung, dari bukit ini kami dapat melihat pemandangan lampu
Kota Bandung sepanjang 180o.
Berlatarkan pemandangan lampu Kota Bandung
Bersama Renly, Ainul, dan Mifta
Puas
berfoto dan bercanda tawa, tak terasa hampir pukul 04:00 kami pun memesan makan
untuk sahur. Yang kami pesan tak lain yaitu mie rebus lengkap dengan telornya.
Tak mau melewatkan pemandangan hamparan lampu kota yang indah, Aku dan Mifta
pun memutuskan makan diluar sedangkan yang lain makan didalam warung.
Setelah
makan, Aku dan Mifta bergabung bersama teman-teman yang lain didalam warung,
kami berbincang sambil menikmati teh hangat disisa waktu sebelum adzan subuh.
Adzan subuh berkumandang, beberapa dari kami melaksanakan shalat subuh. Tak
langsung bergegas pulang ke Jakarta, tapi beberapa dari kami pun memutuskan
untuk tidur.
Pukul
06:00wib matahari mulai menerangi Kota Bandung, lampu kota pun terlihat banyak
yang sudah padam. Kami tak mau melewatkan pemandangan pagi hari Kota Bandung
dari ketinggian, kami memutuskan untuk keluar warung untuk berfoto kemudian
duduk berbincang sambil memandangi pemandangan kota.
Pemandangan pagi hari Kota Bandung dari Bukit Moko
Waktu
telah menunjukkan pukul 07:00wib kami segera berkemas untuk melanjutkan
perjalanan pulang ke Jakarta, karena Alvian harus pulang ke Solo dengan jadwal
kereta pukul 12:30wib. Kami tak pantang menyerah meminta Alvian untuk tinggal
sehari lagi di Jakarta agar kita bisa sedikit lebih lama main di Bandung. Tapi
kenyataannya gagal, walaupun sebenarnya Alvian sudah tertahan sehari lebih lama
di Jakarta dari jadwal pulang yang seharusnya hari Sabtu (maaf ya Nyo, kita
tahan sehari pulangnya hahaha).
Mobil
yang dikemudikan Renly lumayan kencang ditengah sepinya tol Cipularang, mungkin
karena hari juga masih sangat pagi. Sedangkan kawan yang lain asik dengan
mimpinya masing-masing. Pukul 09:00wib kami tiba di Jakarta, mengakhiri trip
dadakan ini dengan kembali kerumah masing-masing.
Bye
Bandung, Bye Nyonyo.. Jangan kapok ya
main sama kita! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar